Penganguran adalah Passion





Wah, udah jadi sarjana… Daftar PNS sana, mumpung baru buka lowongan tuh. Begitu kata tetangga samping rumah. Mungkin bukan cuma saya yang mendapat perlakuan begitu, ada banyak generasi milenial sekarang yang didorang untuk menjadi PNS. Jaminan di hari tua dan jaminan sosial menjadi alasan utama yang sering saya dengar.
 Kenapa Harus Jadi Pegawai Negeri !
Omongan tetangga,,?
Permintaan keluarga,,?atau bahkan
Calon mertua yang jadi alasan,,?
Teringat cerita seorang Ayah yang pusing kepayang karena anaknya tidak mau menjadi wirausaha melanjutkan bisnisnya alih-alih bersikeras ingin menjadi pegawai negeri.
Anaknya berdalih, jadi pengusaha banyak resiko dan tak ada jaminan di hari tua, sementara menjadi pegawai negeri kerjanya santuy, uangnya pasti (meski tidak kerja serius dan sering bolospun gaji tidak berkurang), terus waktu tua dapat jaminan.
Nongkrong di warkop memang asik, berbincang masalah koruptor yang kian merajalela, hukum yang tak adil di negeri ini, penjual gorengan di pojok kantin kampus pun tak luput menjadi topik  yang hangat untuk diperbincangkan. Betapa tak adilnya Negara ini melihat timpang tindih status sosial yang kian menjauh.
Seolah ingin menjadi pahlawan bertopeng yang ingin merubah nasib bangsa ini dari ketidak adilan yang sering kita dengar di Tv. Seolah kita ingin bergerak maju untuk menuntaskan masalah dengan tangan kita. Begitu obrolah para generasi milineal yang kuat duduk berjam-jam diwarkop. Mereka masih terbawa pikiran Marx yang memimpikan tentang surga kehidupan.
Hidup dalam zaman ini memang berat, ingin bekerja sesuai passion, terselip tekanan orang tua yang ingin anakanya menjadi PNS.
Pendaftaran seleksi CPNS sama halnya pembukaan lowongan pekerjaan swasta. Yaa itu hanya langkah untuk mendapatkan uang. Data dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) menyebutkan bahwa data pelamar CPNS (27/11/2019) hampir mencapai 5 juta pelamar. Data tersebut menggambarkan bahwa potret angkatan kerja di Indonesia yang kekurangan peluang dalam memperoleh kehidupan layak. Banyaknya jumlah pelamar menunjukkan adanya ketimpangn jumlah angkatan kerja dan kesediaan lapangan kerja di negeri ini.
Padahal gaji PNS sama cidro-nya dengan mantan kekasih. Kendati demikian menjadi PNS memberi harapan untuk terlepas dari belenggu pengangguran.
Pak Jokowi tolong jangan GR, kami tak secinta itu pada Negara. Bukan hanya seleksi CPNS yang tinggi pelamar, perusahaan swasta pun demikian. Kami yang hanya mengandalkan ijazah dan portofolio seadanya, tak benar-benar peduli. Selama hal itu menjadikan cuan dan kemapanan serta bisa pamer di instastory kami akan jalani itu.
Waktu menyandang predikat mahasiswa, banyak aktivis yang menStampel dirinya sebagai pejuang revolusioner. Pejuang yang gigih melawan kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan rakyat. Lambat laun mereka sadar, mereka hanya seonggok daging yang membutuhan gizi serta kekasih hati untuk bertahan hidup.
Aktivis atau bukan, pada akhirnya sama-sama bertarung dalam perebutan 1 kursi demi hidup enak. Hal tersebut didasari petuah bijak yang mengatakan “kita harus bekerja keras sekarang hanya untuk semata-mata anak cucu kita”.
Kalau umur 23 tahun sudah menjadi staf khusus presiden, karna bapaknya seorang pengusaha sukses yang dekat dengan kursi pemerintahan. Kalau umur 27 tahun telah menjadi rektor karena bapaknya yang punya universitas. Yahhh begitulah petuah bijak tersebut benar-benar terjadi.
Terlepas menjadi PNS, pekerja swasta, ataupun wirausaha. Tentunya punya cerita menyedihkan. Kita hanya tidak tau, karena yang dipamerkan hanya kebahagiaan, mereka tak akan mau pamer kesedihan.
Lanjut… cerita Ayah dan anak diatas !
Sang Ayah lalu mengajak anaknya ke sebuah perkampungan kumuh yang padat penduduk. Disitu tinggal orang-orang yang kekurangan, jangankan untuk tidur nenyak, untuk mencukupi kehidupan sehari-hari saja kesulitan.
Sang Ayah menyuruh anakanya meminta uang kepada orang miskin tersebut. Sang anak menolaknya dengan alasan tidak tega. Yaa mereka serba kekurangan mana mau dimintai uang. Sang anak menangis seraya berkata “yah, saya lebih baik berkerja keras, memeras keringat ini dari pada harus meminta uang kepada mereka”.
Dari cerita diatas sudah dapat disimpulkan bagaimana potret negeri ini. Negeri ini sedang sakit. Tau kan kalo gaji PNS itu didapat dari rakyat. Kalo ingin menjadi pegawai negeri dengan alasan hidup enak, bakalan menambah beban Negara ini. Beban rakyat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja kesulitan.
So...
(Source : diperoleh dari beberapa sumber)

Comments

Popular posts from this blog

Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan Ramadhan"Masjid Darussalam Manisrejo" 2016

Program Audit (Investasi Surat berharga)