Mung Sawang Sinawang

Sawang- sinawang


Dulu, aku pernah iri pada tetanggaku, rumahnya besar, mobilnya bagus. Kalo bertemu, barang- barang brandet selalu menghiasi tubuhnya. Tak lama setelah aku pindah, ak melihat kabar dari Tv, ia meninggal karna dibunuh seseorang, karna utang ratusan juta yang tak kunjung ia bayar.

Dulu, ak pernah iri pada temanku, ia selalu bercerita tentang pacaranya yang cantik, kuliah diluar negeri, dari keluarga terpandang pula. Tak lama kemudian mendengar mereka melakukan perbuatan yang tak seharusnya dan pacarnya tersebut hamil, dan menikah. Tak lama setelah itu ak mendengan kabar bahwa mereka telah cerai.

Dulu, ak pernah iri pada temanku, ia selalu masuk sekolah favorit. Kuliah di universitas terkenal. Lulus PNS dengan mudah. Tapi bulan kemaren ia menghubungiku ingin meminjam uang karena tak mampu membayar cicil-cicilan barang mewahnya.

Dulu ak pernah iri pada temanku. Ia selalu ranking 1. Guru-guru menyukainya, lalu kuliah di universitas terkenal. Kerja di perusahaan besar. Teman-teman memujinya. Tapi kemaren ia menyapaku di WA. Meminta pekerjaan. Ia baru aja di PHK. Perusahaan tempatnya bekerja baru saja pailit.

Hidup itu memang sawang-sinawang kawan.  Apa yang kita lihat indah, belum tentu seindah realitanya. Apa yang dulu kamu sesali, bias jadi sekarang kamu syukuri. Ketika dulu merasa malu karena tak bisa seperti orang lain, sekarang bisa bilang Alhamdulillah karena telah menjadi dirimu sendiri. Dalam hidup ini kita wajib berpegang teguh pada satu aturan umum, yaitu “bersyukur”. Apa yang kamu lihat pada orang lain, belum tentu seperti apa yang kamu kira. Setia orang mempunyai waktunya masing-masing. Setiap orang diuji dengan cara yang berbeda pula.

Comments

Popular posts from this blog

Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan Ramadhan"Masjid Darussalam Manisrejo" 2016

Program Audit (Investasi Surat berharga)